Makin Lemah, Pagi Ini Rupiah Tembus Rp 14.760/USD
Hari ini, mata uang Garuda benar-benar apes. Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap US$, terjun bebas hingga ke level Rp14.720 pada Kamis sore (30/8/2018) dan pada pagi ini makin meroket ke bawah tembus Rp.14.760.
Berdasarkan data perdagangan Reuters, kurs US$ kemarin, bergerak di rentang Rp14.660-Rp14.720. Angka ini merupakan terjeblok dalam tiga tahun terakhir. Namun, masih kalah ketimbang 24 September 2015 sebesar Rp14.855 per US$.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI), Nanang Hendarsah pernah mengatakan bahwa tekanan terhadap rupiah lebih disebabkan faktor eksternal. Yakni, revisi data produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat (AS) kuartal II.
Di mana, pemerintah AS merevisi proyeksi Produk Domestik Bruto atau pertumbuhan ekonominya dari 4,1% menjadi 4,2% untuk triwulan II-2018. “Langkah tersebut memperlemah Yuan di tengah perundingan dagang antara AS dan China yang belum menemui kata sepakat. Serta berimbas kepada pelemahan mata uang Argentina peso dan lira Turki,” kata Nanang.
Hari ini (kemarin), kata Nanang, BI berada di pasar untuk memastikan pelemahan rupiah, tidak cepat dan tajam. Pihak BI masuk ke pasar surat berharga negara (SBN) untuk melakukan stabilisasi.
Namun karena sentimen global, seperti normalisasi kebijakan moneter di AS, ancaman kenaikan suku bunga The Fed hingga perang dagang AS dengan China dari Maret hingga sekarang, the greenback pun kian perkasa.
Masalahnya, sampai kapan BI kuat menahan nyungsepnya kurs rupiah terhadap dollar dimana sekarang saja ratusan triliun sudah dihabiskan demi menahan jatuhnya rupiah ini diambang batas psikologi. Asal tahu saja, di Singapura dan luar negeri, satu dollar AS sudah tembus Rp.15.000
Comment (0)