Prabowo: 1998 Bukan Krisis, tetapi Kekayaan Indonesia Dilarikan ke LN

JAKARTA, VOI-- Soal kebocoran kekayaan Indonesia kembali disinggung oleh calon presiden RI Prabowo Subianto. Putra Begawan Ekonomi Soemitro Djojohadikusumo itu menegaskan sudah mengetahui soal kebocoran kekayaan Indonesia oti sejak tahun 1998.

Menurut Ketua Umum Partai Gerindra itu, yang terjadi ketika itu bukan krisis ekonomi, in melainkan larinya aset Indonesia ke luar negeri. "Dibilang 1998 krisis ekonomi, kalau kita lihat angka-angka tidak ada krisis ekonomi 1998," kata Prabowo di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Ahad, 3 Maret 2019.

Prabowo lantas menunjukkan data neraca devisa Indonesia saat tahun 1997-1998. Tahun 1997, kata dia, keuntungan Indonesia US$ 12 miliar. Keuntungan meningkat menjadi US$ 21 miliar pada tahun berikutnya dan US$ 22 miliar pada 1999. "Tiap tahun kita untung, mana ada krisis ekonomi," ujarnya.

Indonesia, kata Prabowo, terus mengalami keuntungan selama 14 tahun, sejak 1997 hingga 2011. Rata-rata keuntungan itu setiap tahunnya ialah US$ 20-22 miliar. Ia menambahkan, baru pada tahun 2012 keuntungan neraca devisa Indonesia 'goyang'.

Dalam kesempatan itu, Prabowo juga menyinggung cadangan devisa Indonesia yang seharusnya berada di angka US$ 375 miliar. Namun ternyata, kata dia, cadangan devisa Indonesia hanya US$ 100 miliar. "Jadi dua ratus miliar (dolar Amerika) kekayaan kita ke mana?"

Prabowo menyatakan siap membuktikan dan mempertanggungjawabkan data yang dia kemukakan. Dia mempersilakan pihak-pihak yang menuntut bukti agar mengundangnya berceramah. (*)

Related News

Comment (0)

Comment as: