•   Saturday, 20 Apr, 2024
  • Contact

Rizal Ramli: Ekonomi Indonesia Nyungsep

JAKARTA, VOI- Langkah Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga BI 7 Days Reverse Repo Rate menjadi 5,25 persen atau naik 50 basis poin (bps) dari 4,75 persen pada Jumat pekan lalu belum cukup ampuh meredam gejolak dolar AS.

Pasca dibuka pagi tadi (Selasa, 3/7), rupiah diperdagangkan 0,37 persen di pasar spot ke level Rp 14.428 per dolar AS.

“Rupiah terus merosot karena hanya mengandalkan kebijakan moneter. Tidak ada terobosan di sektor riil dan tidak ada kebijakan pengelolaan utang yang inovatif,” tutur ekonom senior, DR. Rizal Ramli dalam catatannya hari ini, Selasa (3/06).

Menurut Rizal, mengandalkan kenaikan suku bunga justru akan menambah masalah baru. Apalagi kalau akhirnya total kenaikan bunga setahun bisa 3-4 persen.

“Dicicil-cicil atau sekaligus tahun 2018, pertumbuhan ekonomi akan tambah nyungsep ke bawah 4,5 persen, pertumbuhan kredit akan anjlok di bawah 8 persen persen, kredit macet dan default akan meningkat, daya beli tambah merosot,” papar menteri perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid tersebut.

 

Program pembangunan infrastruktur pemerintahan Jokowi memang patut diapresiasi, namun pengelolaan makro ekonomi dinilai Rizal sangatlah payah.

“Ekonomi bukannya meroket tapi nyungsep,” kritiknya.

“Mohon maaf Mas Jokowi @jokowi, Tim Ekonomi Mas ternyata benar-benar ndak mampu menyelesaikan masalah, bahkan mereka bagian dari masalah,” imbuh Rizal.

Menurut Rizal, cara berpikir, kompetensi dan kepemimpinan yang payah adalah persoalan utama tim ekonomi Jokowi. “Hati-hati, kami ingin Mas Jokowi bertahan sampai 2019,” cetus Rizal. (rmol)

Related News

Comment (0)

Comment as: