BW Bongkar Suap ke Tito Karnavian

Kasus dugaan aliran dana suap ke Jenderal Tito Karnavian saat menjabat Kapolda Metro Jaya kembali mencuat setelah situs Indonesialeaks memuat hasil investigasinya.

Investigasi itu melibatkan sejumlah petinggi penegak hukum dan indikasi kongkalikong untuk menutup rekam jejak kasus.

Mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto menjelaskan bahwa investigasi tersebut tidak sebatas memuat indikasi transaksi kejahatan dengan mengungkap buku keuangan berwarna merah, yang berisi pengeluaran keuangan PT. Panorama Indah Sejati milik pengusaha Basuki Hariman.

“Tapi juga fakta adanya tindakan merobek 15 lembar catatan transaksi ‘jadah’ atas buku bank serta sapuan tip-ex di atas lembaran alat bukti kasus penyuapan atas Patrialis Akbar oleh Basuki Hariman,” sambungnya sebagaimana keterangan tertulis yang diterima redaksi, Senin (8/10).

Namun demikian, Bambang mengaku lega. Sebab, kejadian itu turut diketahui penyidik KPK lainnya serta terekam dalam CCTV di ruang kolaborasi lantai 9 gedung KPK pada tanggal 7 April 2017.

Lebih lanjut, dia menilai perobekan atas buku bank sampul merah PT Impexindo Pratama karena buku itu berisi catatan pengeluaran perusahaan pada 2015 hingga 2016 dengan jumlah Rp 4,337 miliar dan  206,1 ribu dolar AS.

Salah satu motif utamanya, Bambang menduga ditujukan untuk menggelapkan, meniadakan, dan menghapuskan nama besar petinggi penegak hukum yang mendapatkan transaksi ilegal dari perusahaan milik Basuki Hariman.

“Yang lebih mengerikan seolah menghancurkan wajah dewi keadilan, Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang dibuat penyidik KPK, Surya Tarmiani pada 9 Maret 2017 yang memuat keterangan saksi Kumala Dewi Sumartono, yang membuat rincian catatan laporan transaksi keuangan dalam kapasitasnya sebagai Bagian Keuangan CV Sumber Laut Perkasa, justru tidak ada di dalam berkas perkara. Yang tersebut di dalam berkas perkara jutsru BAP dari pelaku yang diduga menyobek 15 lembar transaksi jadah itu,” lanjutnya.

Padahal BAP yang dibuat penyidik Surya itu, memuat keterangan adanya 68 transaksi yang tercatat dalam buku bank merah atas nama Serang Noor. Bahkan ada 19 catatan transaksi untuk individu yang terkait dengan institusi Kepolisian RI.

“Indonesialeaks menyatakan ‘tertulis dalam dokumen itu bahwa nama Tito Karnavian tercatat paling banyak mendapat duit dari Basuki, langsung maupun melalui orang lain’, baik ketika menjabat sebagai kapolda Metro, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme pada Maret hingga Juli 2016 maupun ketika sudah dilantik sebagai Kepala Kepolisian RI,” tukas pria yang akrab disapa BW itu.

Related News

Comment (0)

Comment as: