Tagor Siagian, Fotografer Senior yang Lolos Tsunami Palu

Fotografer ini "sangat laki-laki". Hobinya paralayang. Dari ketinggian langit, ia memotret pemandangan.

Tapi Tagor Siagian, fotografer senior di Jakarta ini, lebih dikenal sebagai fotografer panggung. Sejak tahun 90-an, ia motret artis atau band, di panggung-panggung konser di tanah air.

Saya mengenal Tagor Siagian, saat ia masih bekerja sebagai fotografer di majalah "Jakarta Jakarta" (JJ) Gramedia Group di jalan Pal Merah Jakarta. Saat itu, majalah terbitan Kompas Group ini, sangat disegani dan elit. Disukai anak-anak muda.

Periode 1990- 1997 itu, saya jadi reporter musik tabloid Nyata dan JPNN (Jawa Pos News Network). Berkantor di jalan Prapanca Jakarta.

Kami sering ketemu di lapangan, ngobrol atau merokok bareng, atau pergi ke kafe habis liputan, atau bertemu di balik event-event musik atau jumpa pers band dan artis. Gitu-gitu deh.

Dari akun Arif Joko Wicaksono, mantan wartawan musik koran Suara Pembaruan --- Arief ini berkali-kali meraih juara lomba penulisan festival rock yang diadakan Log Zhelebour ------ saya baca: Tagor Siagaan selamat dari badai tsunami Palu.

Saya jadi ingat Tagor lagi. Ada apa Tagor ke Palu?

Selain sebagai fotografer profesional lepas, dosen foto, Tagor juga humas FASI (Federasi Aero Sport Indonesia). Karena itu, ia pergi ke Palu bersama sejumlah atlit paralayang, naik ke gunung lalu menerbangkan dirinya ke langit Palu.

Tagor tercatat juga sebagai pengajar fotografi di prodi jurnalistik Politeknik Negeri Jakarta (PNJ).

Arief menulis, ia baca di koran Kompas edisi Minggu (30/9), mengabarkan Tagor dan para atlit paralayang yang lagi di Palu, semuanya selamat, walau hotel tempatnya menginap, ambruk.

Tagor dan rombongan Minggu (30/9) sore ini sudah dievakuasi ke Makasar dan hari ini rencananya juga diterbangkan balik ke Jakarta. Alhamdulillah, Gor!

Bagi jurnalis senior di Jakarta,---- juga kalangan artis senior ---- pasti mengenal sosok Tagor Siagian ini. Dandanannya macho, nada suaranya berat dan tegas, bahasa Inggrisnya lancar dan ia mudah akrab dengan siapa saja.

Saat kami liputan konser Witney Houston di Singapura, kami bertemu, dalam sesi wawancara, juga saat wawancara Phill Collins di Hilton Jakarta dan banyak lagi.

"Jadi ingat jaman dulu, tahun 90-an, ketika kita sering liputan bareng ya, " ujar Arief Wicaksono, saat saya japri di FB nya. Saya sering juga ditugasi nulis rilis bahan jumpa pers artis, oleh (alm) Remy Soestansyah. Nah fotonya dari Tagor.

Tagor kini termasuk fotografer papan atas di tanah air. Bedanya, ia punya hobi adventure, paralangan, yang membuat karya-karya fotonya sangat berkelas.

Tagor pernah jadi asisten manager band Dewa 19, pernah jadi fotografer khusus Iwan Fals dan Slank. Karyanya banyak muncul di sejumlah sampul kaset (sekarang CD).

Hobi olahraga gantole dan paralayang membuat ia sangat berperan dalam sejumlah kejuaraan Internasional  Gantole & Paralayang di tanah air.

Tagor membuat buku 27 tahun perjalanan para musisi Indonesia. Lengkap foto-foto, sejarah dan profil musisi di Indonesia.

Saat masih sama-sama kerja liputan cari berita, Tagor seangkatan wartawan musik senior seperti Bang Hance, (alm) Remy Soetansyah, (alm) Fajar Budiman, Amazon, Arief Joko Wicaksono, Rafles, Zoel Lubis, Awang Pos Kota, Nandang Suherlan, Rafles Pos Kota, Pay tabloid Citra, Agi Pos Kota, Syahran AR JP, Patrix Sorongan JP,  Alex Palit koran Surya, banyak lagi. Saya sudah lupa sebagian nama-nama mereka.

Menurut Tagor di sejumlah media, jadi fotografer tak cuma membidikkan kamera. "Tapi fotografer sangat diuji kesabarannya, jangan cepat putus asa, jangan cepat puas, jangan sombong bila sudah terkenal," ujar mantan fotografer majalah "JJ" tahun 1989 - 1997 ini.

Hari ini, Tagor Siagian sudah kembali ke Jakarta, ia dan sejumlah atlit paralayang Jakarta selamat dari tsunami Palu.

Alhamdulillah, Tagor Siagian, Allah melindungimu selalu. Aaminn. (damarhuda)

Related News

Comment (0)

Comment as: