Kisah Raja Dangdut Koplo Sodiq Monata yang 14 Tahun Merawat Istrinya yang Lumpuh

SURABAYA, VOI – Indah Yuliani, istri kesayangan Cak Sodiq Monata, wafat pada Rabu (26/9/2018) pagi setelah mengidap stroke total sejak 14 tahun lalu. Selama itu pula, Raja Dangdut Koplo ini dengan setia merawat istri tercinta.

***

 

Sebuah pesan singkat WA dari Cak Sodiq Monata saya terima Rabu (26/9/2018) pagi.

Bunyinya begini. "Pak nyonyaku gak onok umure pak, jenengan sepuro yo pak, ibue bagus pak." Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un.

Cak Sodiq Monata kala itu memang lagi berduka. Istri tercintanya, Indah Yuliani, meninggal dunia.

 

Tak terasa 14 tahun Yuliani menderita stroke nyaris total. Hingga mengalami kelumpuhan permanen. Dan, Rabu (26/9/2018) kemarin, Yuliani terbebas dari penyakitnya. Almarhumah meninggalkan Cak Sodiq Monata dan empat anaknya untuk selama-lamanya.

Banyak kenangan hebat yang dialami Cak Sodiq Monata bersama wanita kuat yang menemani hidupnya ini.

Apa saja kenangannya, Cak? "Bojoku iki betah mlarat, Pak. Kuat urip mlarat (miskin) bersamaku," ujar Raja Dangdut Koplo ini saat menerima saya dan sejumlah rekan, bertakziyah di rumah duka, Pandaan, Pasuruan, Kamis (27/9/2018) malam.

Pernah, cerita Cak Sodiq Monata, suatu hari saat ia bangun tidur, tak ada masakan di meja. "Masak opo Dik, dia jawab, gak ada Cak, arep utang nang warung ngarep wis isin. Wis akeh. Tak takoni maneh, anak-anak gimana? Dia bilang, sudah dimintakan sarapan dari tetangga," ujar penyayi berambut gimbal kelahiran Pandaan, 7 April 1968 ini, mengenang saat susah dulu.

Saat itu, mereka baru punya anak pertama. Cak Sodiq Monata masih kerja serabutan. Kuli bangunan, atau kerja apa saja. Untuk makan saja susah.

Ekonomi mulai agak lumayan saat Cak Sodiq Monata pindah kerja mendorong gerobak nasi goreng. Keliling dari kampung ke kampung. Sayangnya, jualan nasi goreng dan mie goreng, sering juga sepi.

Cak Sodiq Monata yang suka nyanyi lagu-lagunya Rhoma Irama mencoba nyari nafkah dengan ngamen di terminal bus Pandaan, Pasuruan. Dari sinilah ia mengenal dunia orkes, yang kelak mengantarkan ia sebagai Raja Dangdut Koplo di tanah air.

 

Mengawali karier dangdutnya, dengan jadi "asisten" alias tukang nenteng gitar. Sekali-kali ia disuruh nyanyi saat checksound, sebelum show.

Setelah melahirkan anak keempatnya, penyakit epilepsi bawaan dari kecil dari Yuliani, sang istri sering kumat.

Suatu hari, - inilah awal cobaan berat itu - Yuliani mendadak terserang stroke. Jaringan saraf otaknya rusak permanen. Sejak itu, Yuliani, hanya ada di tempat tidur.

"Selama 14 tahun, istri saya tergolek di atas tempat tidur. Miring ngiwo miring nengen, " ujar bapak empat anak; Suci Susanti, Bagus Santoso, dan Rosita Dewi, ini.

Tak sebentar waktu 14 tahun itu. Cak Sodiq Monata tak cuma tulang punggung keluarga, ia juga harus menabung untuk biaya berobat istrinya. Mulai medis hingga alternatif, termasuk tusuk jarum, dijalani sang istri. Namun hasilnya nihil.

Setiap ayan (epilepsi)-nya kambuh berjam-jam, strokenya makin parah. Jaringan saraf otaknya semakin rusak. Selama 14 tahun, istri Cak Sodiq Monata harus pakai pempers.

Saat istrinya sakit itu, karier Raja Dangdut Koplo ini makin tenar lewat orkes Pallapa. Lalu bareng Nono (gitar) ia mendirikan orkes Monata.

Walau sudah tenar, setiap pulang show, misalnya, Cak Sodiq Monata tak lupa merawat istrinya.

Tak ada yang menyangka, di balik gemerlapnya panggung dangdut Monata, ada kisah nyata superstarnya, Cak Sodiq Monata yang menderita batin karena sakitnya sang istri. Ia pun tetap tersenyum dan membahagiakan orang lain.

Tanpa diketahui banyak orang, sering pulang show, dini hari, Cak Sodiq Monata tidak tidur. Pagi harinya, ia memandikan sendiri istrinya. Lalu mendudukkan di kursi roda dan menjemurnya di halaman depan rumah.

Saya pernah datang ke rumah Cak Sodiq Monata di Pandaan ini. Saat ia sedang menjemur istrinya yang nyaris lumpuh total.

"Yo iki jimatku Pak, ikhlas aku ngrawat bojoku," ujarnya yang tak pernah pakai jasa pembantu di rumahnya. Cak Sodiq Monatapun saat show di Jatim selalu pulang ke rumahnya di Pandaan. Tak mau menginap, kecuali luar pulau.

Saat Cak Sodiq Monata mampu membeli mobil pertamanya, pernah suatu malam, ia membopong istrinya masuk mobil.

"Bojoku tak gowo muter-muter Pandaan sampai Tretes. Di tempat sepi, tak ajak omong dewe. Yul, ayo waraso, aku wis sugih sak iki. Duwekku wis akeh, aku biyen sing dihina wong kampung, jarene gak iso numpak sepeda motor, sak iki aku wis iso tuku mobil Yul. Ayo waraso sayang. Kita bersenang-senang. Tak delok bojoku iso nangis, air matanya berlinang," kenang Cak Sodiq.

Sambil bercerita begitu, tak terasa, mata  Cak Sodiq Monata juga berkaca-kaca. Sesekali ia pun menyeka air yang keluar dari kedua matanya yang memerah karena kurang tidur.

Dengan nada lirih, Cak Sodiq Monatamengungkapkan, yang membuat ia "getun" (menyesal) adalah saat sudah kaya seperti sekarang ini, ia justru tak bisa menyenangkan istrinya. Padahal dialah yang mendampingi Cak Sodiq saat zaman susah dulu.

Apa boleh buat. Segalanya sudah digariskan-Nya. "Semoga bojoku sekarang diterima di sisi-Nya. Kepada siapa saja, sepuroen yo," kata ucap Raja Dangdut Koplo ini. Aamiin, yang sabar yo Cak Sodiq Monata. Perjuanganmu akan selalu jadi inspirasi. (*)

Jurnalis: Damar Huda lpuyangam

Related News

Comment (0)

Comment as: