Grasshoper Chips dari Jogja
Oleh: Joko Intarto
Duduk di depan konter MGM di ruang tunggu Bandara Adi Soetjipto, saya seakan dibawa ke masa lalu. Masa kecil di desa: Kranggan Harjo, Toroh, Grobogan.
Tulisan besar di atas oleh-oleh itu segera menarik perhatian saya: Keripik Belalang Khas Gunung Kidul, Jogja. Ini camilan saya waktu kecil.
Dulu, saya dan teman-teman sepermainan sering berburu belalang di sawah. Dengan membawa jaring yang diikat pada raket bulu tangkis yang sudah rusak.
Belalang itu kemudian digoreng. Rasanya? Gurih. Apalagi kalau yang menggoreng pintar: kering tapi tidak sampai gosong. Dijamin kriuk-kriuk.
Dimakan begitu saja enak. Digunakan sebagai lauk nasi juga maknyus. Dicocol dengan sambal kecap yang manis-manis pedas lebih mantap.
Tiga bulan lalu, saya sempat mampir ke toko itu. Beli bakpia untuk dibawa ke Jakarta. Seingat saya, saat itu belum ada keripik belalang. "Baru dua bulan ini dijual di sini," terang pramuniaga.
Sejak hari pertama penjualan, keripik belalang telah menarik perhatian banyak penumpang. Buktinya setiap hari selalu laku. Kadang 2 bungkus. Kadang 5 bungkus.
Menurut pramuniaga, Toko Oleh-Oleh Khas Jogja MGM adalah satu-satunya yang menjual keripik belalang. Harga per bungkus lumayan: Rp 55.000. Harga berlaku untuk semua varian rasa: gurih, bacem dan pedas.
Nah, kalau Anda suatu berkunjung ke Jogja, tak ada salahnya membeli oleh-oleh keripik belalang. Jangan khawatir, keripik belakang hukumnya halal.
Comment (0)