Ada Terowongan Kuno di Bawah Istana Presiden
ADANYA terowongan-terowongan kuno yang masih rahasia dan misterius dibawah Jakarta sudah ramai diperbincangkan sejak beberapa tahun terakhir. Pada masa lalu dimasa kolonial Belanda atau VOC, memang pernah dibuat beberapa terowongan yang saling menghubungkan beberapa gedung di masa itu.
Pada masa lalu, ada terowongan-terowongan di bawah tanah Jakarta yang panjangnya hingga beberapa kilometer, menghubungkan dari sekitar tugu Monas, Mesjid Istiqlal, Gereja Katerdral, Kota Tua dan sekitarnya, bahkan hingga Tanjung Priok.
Kisah terowongan rahasia di sekitar Istana Kepresidenan RI Jakarta juga pernah jadi perguncingan di kalangan wartawan yang pernah meliput di Istana Presiden pada tahun 2016 silam.
Kabarnya ada sebuah terowongan rahasia di Istana Presiden Jakarta yang menghubungkan dunia luar, memang tampaknya kisah itu ada benarnya.
Pasalnya, ketika sepasukan anggota TNI yang tergabung dalam Komando Pasukan Katak (Kopaska), menemukan dugaan adanya terowongan dari saluran air kuno yang disinyalir tembus ke dalam Istana Presiden!
Saluran air yang mirip terowongan bawah tanah yang tembus ke kompleks Istana Presiden itu, masuk melalui jalan di utara Monas yaitu Jalan Medan Merdeka Utara atau seberang Istana Kepresidenan.
Detasemen IV Komando Pasukan Katak Koarmabar dari Angkatan Laut menemukan saluran air kuno itu saat membantu Pemprov DKI mengecek tumpukan lumpur di saluran air, pada siang hari di tahun 2016 silam.
Anggota pasukan katak (pasukan penyelam TNI AL) mengambil gambar terowongan itu saat menelusuri lorong-lorong saluran air tersebut.
Komandan Detasemen IV Kopaska Koarmabar, Kapten (P) Edy Tirtayasa, mengatakan dari enam saluran air di sekitar istana, diketahui ada dua saluran air yang bisa membawa seseorang bisa masuk ke dalam Istana Presiden.
Namun Edy enggan mendetailkan daerah mana di dalam istana yang bisa ditembus lewat saluran air itu. Ia menjelaskan bahwa saluran air yang tembus ke dalam Istana Presiden itu cukup besar dan bisa dimasuki tubuh orang dewasa.
Sementara itu, Walikota Jakarta Pusat di masa itu, Mangara Pardede, mengatakan memang ada beberapa saluran dari beberapa zaman yang berbeda ada di bawah istana.
Saluran itu sudah saling bertumpuk-tumpuk, makanya pihaknya ingin memetakan lagi saluran air tersebut. Termasuk soal kerawanan adanya saluran air yang bisa menembus ke Istana Presiden tersebut.
Jika diperhatikan, sebenarnya terowongan-terowongan kuno itu adalah saluran-saluran drainase air (drainage) dimasa lalu. Namun karena yang membuat orang Belanda yang badannya lebih besar, maka untuk dapat membersihkannya dibuatlah saluran-saluran air yang juga lebih besar.
Apalagi standar mereka, di kota-kota Eropa, saluran airnya memang terkenal jauh lebih besar dan bisa dimasuki orang tanpa terlalu menundukkan badan. Bahkan beberapa standar mereka salurannya bertingkat, yang mana bagian atas untuk instalasi kabel dan gas, sedangkan saluran bawah untuk air.
Sementara itu, Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta dimasa itu, Teguh Hendarwan mengatakan, butuh izin dari pihak Istana Kepresidenan untuk proses pembersihan selokan yang ada di Jalan Medan Merdeka Utara.
Menurutnya, selama izin belum keluar, petugas tidak bisa masuk ke dalam selokan yang ada di lokasi tersebut.
Teguh pun menceritakan kejadian beberapa minggu sebelumnya saat muncul genangan di jalan depan Istana.
Ketika itu, ia sebenarnya sudah memerintahkan petugas dari instansinya untuk segera mengecek selokan yang ada di sana.
“Pas kami mau ngebersihin, ternyata harus ada izin dari sana,” kata Teguh di kantornya. Menurutnya, izin yang pihaknya ajukan itu, baru dikeluarkan beberapa minggu kemudian.
Hal itulah yang membuat pihaknya baru bisa membersihkan selokan di Jalan Medan Merdeka Utara kala ini. “Izinnya baru keluar kemarin. Langsung tadi pagi kita turun, dibantu Angkatan Laut,” ujar Teguh. (©IndoCropCircles.com)
Comment (0)