Sambil Bawa Peralatan Dapur, Emak-Emak Protes Melambungnya Harga Sembako
JAKARTA, VOI-- Melambungnya harga kebutuhan pokok rupanya mulai dirasakan rakyat. Dan, hari ini, Rabu, 18/7 2018, adalah puncaknya sampai ratusan emak-emak mendatangi istana negara untuk menuntut diturunkannya harga sembako.
Sekitar 800 orang yang menamakan dirinya Barisan Emak-Emak Militan melakukan aksinya di depan Istana Merdeka, Jakarta
Aksi ini merupakan wujud keprihatinan kaum ibu atas hancurnya perekonomian Indonesia dengan harga-harga yang terus melambung tinggi. Uniknya, emak-emak ini melakukan aksinya sambil berbagai jenis peralatan dapur.
Dalam aksi itu terlihat Ustadzah Irawati Moerid. Mereka memprotes merosotnya perekonomian Indonesia sambil memukul-mukul peralatan dapur yang mereka bawa.
Mereka datang pada pukul 09.19 WIB. Ada yang membawa panci dan katel. Beberapa di antaranya membawa raket tenis sampai sendok sayur. Beberapa poster dari karton yang ditulis manual juga mereka bawa. Isinya, tuntutan soal penurunan harga pangan.
Selain menuntut turunnya harga sembako, emak-emak ini juga menuntut diturunkannya biaya pendidikan anak.
Bu Darni, misalnya. Peserta aksi dari kawasan Condet ini mengaku menuntut penurunan harga pangan. Dia merasa sudah tidak bisa lagi menahan diri dengan bergejolaknya harga kebutuhan hidup di Jakarta.
Ibu tiga anak ini mengatakan, penghasilannya bergantung dari suami. Segala kebutuhan hidup seperti makan, pendidikan sampai biaya sewa rumah begitu menekan keuangan ibu-ibu rumah tangga.
"Ya gini misalnya gaji UMR, kemudian beban hidupnya ada tiga anak mana cukup. Ditambah berbagai harga saat ini terus menjadi mahal sementara gaji stagnan," kata dia.
Dalam orasinya, emak-emak itu mengungkapkan seringnya terjadi pertengkaran dengan suami karena harga kebutuhan pokok yang mencekik leher mereka
menyinggung soal kondisi keluarga yang kerap kali berdebat dengan suami mengenai masalah kebutuhan rumah tangga yang kurang akibat kenaikan harga.
"Terutama mengenai harga telur yang saat tinggi. Dengarkan kami, jangan seenaknya saja membuat kebijakan," kata dia. (arn)
Comment (0)