Kotak Kosong Menang, Hayo Siapa yang Untung?

MAKASSAR, VOI – Barisan partai politik pendatang baru ikut diuntungkan atas kemenangan kolom kosong (koko) di Pilwalkot Makassar. Mereka bisa merebut suara yang tidak setuju dengan pasangan Appi-Cicu.

Pasalnya, selama ini konsisten melakukan perlawanan terhadap pasangan calon tunggal, Munafri Arifuddin-Andoi Rachmatika Dewi (Appi-Cicu) yang notabene didukung 10 partai politik. Ketiganya yakni Berkarya, Perindo, dan PSI.

Selain partai baru, partai pemenang kedua di Makassar, yakni Partai Demokrat lebih awal berada di barisan koko. Partai ini ikut diuntungkan atas kekalahan Appi-Cicu.  Pengamat Politik dari Universitas Hasanuddin, Jayadi Nas mengungkapkan kekalahan 10 partai politik ini merupakan tamparan keras dari rakyat. Sementara kemenangan kolom kosong, kata jayadi, membawa dampak positif jeleng pemilihan legislatif 2019 mendatang. “Ada dampak positif yang didapat partai pendukung apalagi partai baru yang komitmen mengawal kolom kosong. Partai baru dapat momentum baik meningkatkan elektabilitasnya,” katanya.

Jayadi mengungkapkan, jika peluang ketiga partai baru ini merebut kursi di DPRD Kota Makassar terbuka lebar dengan adanya simpati masyarakat utamanya pendukung kolom kosong. Apalagi posisi Partai Demokrat, saat ini sebagai pemenang kedua di Makassar.

Meski peluangnya besar, Jayadi menyebut elit Parpol tersebut harus menjaga semangat pendukung atau relawan kolom kosong. Bahkan, jika berhasil menjaga semangat itu, dipastikan partai pendukung atau partai baru ini bisa menggembosi suara caleg incumben dari partai besar.

“Tetap tergantung pada kemampuan partai ini dalam mengatur strategi sekaligus menjaga semangat masyarakat yang memilih kolom kosong itu. Makanya elit partai yang ada dibalik kemenangan kolom kosong ini mau memanfaatkan kondisi tersebut atau tidak, karena sangat tergantung pada kemampuan mereka merawat atau memaintenance mereka (pemilih koko) menjaga dengan begitu baik,” kata mantan ketua KPU Sulsel ini.

Kenapa perlu dikelola dengan baik? lanjut Jayadi, karena kemenangan kolom kosong lebih disebabkan rasa kasihan terhadap pak Danny (Mohammad Ramdhan Pomanto) yang merasa terzalimi.  “Saya lebih cenderung melihat semangat kemarin itu hanya untuk kepentingan pemilihan wali kota. Tidak untuk kepentingan pileg. Saya tidak melihat irisan yang terlalu tajam. Akan tetapi momentum ini sangat baik dikelola oleh elit partai dibakik koko itu,” ungkapnya.

Bahkan, lanjutnya, saat ini di media sosial ramai diperbincangkan oleh netizen terkait penolakan bakal calon legisltif dan incumben dari partai pengusung Appi-Cicu di Pilwalkot. “Jika ini dibiarkan berlarut pasti akan menggembosi partai yang mengusung Appi-Cicu. Kalau itu dia rawat, selesai,” paparnya.

Sementara partai politik pengusung Appi-Cicu, kata Jayadi menjadi serba salah. Karena masyarakat membuktikan, bahwa mereka telah muak dengan elit yang ada. “Masyarakat Makassar adalah pemilih cerdas menentukan pilihan. Apalagi kemarin, parpol menempatkan legislatornya sebagai saksi, itu sangat blunder, karena sempat bersitegang dengan masyarakat yang disorot publik saat proses rekapitulasi suara di tingkat PPK hingga KPU kota. Itu sangat blunder, apalagi yang bersitegang itu melibatkan sejumlah legislator atau incumbent,” ungkapnya lagi.(*)
 

Related News

Comment (0)

Comment as: