Memperingati Dua Dekade Reformasi Indonesia

Assalamualaikum wr wb...

Salam Persatuan Untuk Kita Semua.

Saat ini kita sedang mengukir sejarah dalam  berbangsa dan bernegara. Jejak langkah kita hari ini sekecil apapun akan mengisi fragmen sejarah yang akan mewarnai seluruh lingkar spiral perjalanan bangsa dan bernegara.

Bila kita menengok lintasan sejarah, tak terasa dua dekade Era Reformasi telah berlalu. Gerakan yang terjadi pada bulan Mei tahun 1998 telah menjadi tonggak sejarah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang semakin bermartabat. Namun demikian, dalam realitasnya, proses dan upaya pembenahan ke arah itu telah membawa beragam dampak yang demikian kompleks saat ini. Tanpa mengabaikan segala nilai positif dari reformasi yang telah dialami namun juga harus diakui bahwa saat ini terjadi stagnasi bahkan beberapa kalangan menilai kemunduran di berbagai aspek pula. Dengan kondisi ini nampak terasa masih adanya jarak antara realitas dan agenda reformasi. Bahkan gugatan terhadap sendi-sendi persatuan bangsa yang telah di tanamkan oleh Founding Father kita sudah mulai di hembuskan oleh segelintir orang yang memanfaatkan iklim demokrasi yang sedang di bangun. Demi mencapai kekuasaan mereka tidak peduli akan efek dari tindakan yang dilakukannya. Setiap moment sosiaL politik dimanfaatkan untuk memaksakan kehendak dan keyakinannya sekalipun itu diluar prosedur yang ditetapkan. Lebih jauh dari itu, upaya pemaksaan kehendak dan keyakinan atas dasar agama atau nilai dasar primordial lainya yang disampaikan secara radikal sekalipun itu bersinggungan dengan keutuhan ideologi negara.

Dalam terminologi praktek kenegaraan, kondisi ini pada dasarnya merupakan bentuk bentuk “Subversi Ideologis “ yang seharusnya tidak mendapat ruang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sebab dalam perkembangannya lebih lanjut hal itu dapat merubuhkan keutuhan bangsa dan negara secara total. Fenomena ini tidak hanya berada di ranah politik yang bersinggungan ideologi negara semata, namun ketika di bercampur dengan berbagai pengaruh ekternal dengan segenap kepentingannya kemudian berimplikasi luas terhadap kehidupan masyarakat kita. Memudarnya rasa Nasionalisme hingga menguatnya sikap intoleransi yang sering kita jumpai dalam kehidupan kemasyarakatan dewasa ini merupakan implikasi nyata dari fenomena tersebut. Realitas ini semakin tampak nyata ketika konstentasi politik berlangsung. Mozaik pluralisme seakan terpecah oleh kepentingan kepentingan elit yang berebut kekuasaan sesaat dalam setiap level.

Sebagai anak bangsa kita harus bersikap. Dalam konteks itu kami, Tenaga Anti Radikalisasi Indonesia atau TANTRA INDONESIA lahir dengan tujuan utama mendorong konsolidasi demokrasi pada rangka membangun kehidupan berbangsa dan bernegara yang semakin bermartabat. Dalam konfigurasi ini seluruh bentuk kegiatan deradikalisasi akan dilakukan baik dalam bentuk pemberdayaan masyarakat sebagai Fondasi  utama, maupun berbagai bentuk advokasi pada berbagai kelompok masyarakat dalam setiap level.

Pemberdayaan masyarakat akan diarahkan pada upaya penguatan desentralisasi dan otonomi daerah dalam tatanan masyarakat setempat sebagai usaha kongrit mewujudkan demokrasi ekonomi. Hal ini sangat penting sebab esensi otonomi daerah bukan hanya terletak pada pemerintahan daerah semata tetapi terletak pada kemandirian masyarakat lokal dalam menguasai dan mengembangkan potensi sumber daya setempat guna kesejahteraan masyarakat yang bersangkutan.

Dalam konteks ini, salah satu yang digagas oleh TANTRA INDONESIA adalah pengembangan e-commerce atau mall digital produk lokal untuk masyarakat pra-sejahtera menuju sejahtera akan menjadi alat utama guna mewujudkan kesejahteraan bersama. Seluruh produk lokal akan di himpun dalam satuan pemasaran bersama secara digital, sehingga di harapkan mampu menembus baik pasar nasional maupun pasar internasional. Dengan kondisi ini diharapkan secara langsung dapat memperkuat kedaulatan masyarakat dan produk lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dilihat dalam prespektif lebih luas kondisi ini dapat menjadi fondasi dan perekat antar daerah dalam ikatan negara Kesatuan.

Dalam hal ini sengaja TANTRA INDONESIA akan memberikan penekanan pada aspek kesejahteraan bukan untuk mengajak larut dalam romantisme masa lalu untuk memberikan pemaknaan guna penilaian objektif terhadap kondisi exsisting yang berkembang dewasa ini yang harus dilihat secara komperhensif. Atas dasar itu kemudian kami bersikap sebagai salah satu pengisi Fragmen Sejarah guna menunaikan kewajiban moral kita sebagai anak bangsa.

 Salam Persatuan Dan Damai Indonesia Tanpa Radikalisasi

 

Wassalamualaikum Wr Wb.

 

Ketua Umum TANTRA INDONESIA

Ahmad Yaman Muharam

 

Related News

Comment (0)

Comment as: