Harga Pakan Ternak Mahal, Apa Solusinya? 

JAKARTA, VOI - Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) Desianto Budi Utomo mengatakan, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap USD berpengaruh terhadap mahalnya harga pakan ternak.

Menurut dia, mahalnya pakan ternak dikarenakan biaya impor yang semakin tinggi. Sedangkan mayoritas bahan baku dari industri ternak pakan hampir sebagian besarnya impor.  "Dalam cost struktur pakan itu 83% diakibatkan oleh bahan pakan. Kalau dari bahan pakan 60 persen  itu dari impor by value. Misalnya suplemen, vitamin, antibiotik, feed suplemen, premium, semuanya impor, bungkil kedelai 100 persen impor," kata Budi di Jakarta, Kamis (5/7)

Budi menuturkan, saat ini harga pangan ternak ayam boiler berada di kisaran Rp7.000 per kg. Harga tersebut sudah naik sekitar Rp300 per kg dari harga sebelumnya. Sedangkan untuk harga layer saat ini berada di angka Rp6000 hingga Rp6300. Angka tersebut terus mengalami kenaikan sejak awal tahun 5 persen hingga 6 persen. "Untuk boiler sekitar Rp7000 per kg sudah sampai ke peternak. Kalau layer sekitar Rp6000-Rp6300. Dari awal tahun naiknya sekitar 5 persen -6 persen ," jelasnya.

Menurut Budi, harga tersebut bisa terus mengalami kenaikan. Khususnya apabila nilai tukar Rupiah terhadap USD mengalami pelemahan berkelanjutan. "Bisa naik lagi kalau rupiah terus di atas Rp14.000. Kemarin kan seharusnya naik Rp600 Sekarang baru naik Rp300, mungkin naik Rp300 lagi sampai akhir tahun," terangnya.

Menanggapi mahalnya harga pakan ternak saat ini, Kementerian Pertanian (Kementan) mengaku tengah berupaya untuk mengatasi hal itu dengan cara melakukan substitusi atau mengganti bahan pakan ternak, khususnya bahan impor yang terkena dampak dari penguatan USD.

Direktur Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Ketut Diarmita mengatakan pihaknya berencana mengusulkan untuk mengganti bahan pakan seperti bungkil kedelai menjadi sorgum. "Kita mengalihkan kepada pakan pengganti yang bisa. Yang tadi campurannya 3 jadi 4 dan yang ke-4 ini yang akan mengganti kita mengarah ke sorgum bisa dimix ke situ," pungkasnya. (*)
 

Related News

Comment (0)

Comment as: