Jejak Digital Staquf Ternyata Dukung Ahok
Kunjungan kontroversial Khatib Aam (Sekjen) Syuriah PBNU KH Yahya Cholil Staquf menuai kecaman dari publik di tanah air maupun bangsa Palestina. Langkah Staquf memenuhi undangan American Jewish Committee (AJC) di Yerusalem sebagai pembicara ini telah menorehkan luka yang cukup dalam di hati rakyat Palestina. Bahkan, ada yang menuding Staquf sebagai pengkhianat.
Dua faksi terbesar Palestina, Hamas dan Fatah, sama-sama menolak dan mengutuk keras kedatangan Staquf ke Israel
Lalu berbagai jawaban pun muncul baik dari PB NU maupun istana Kepresidenan karena Staquf baru saja ditunjuk sebagai penasihat kepresidenan. PB NU menegaskan bahwa kedatangan Staquf di Yerusalem merupakan langkah diplomasi tingkat tinggi. Tujuannya untuk kepentingan rakyat Palestina. Sedangkan Presiden Jokowi mengatakan bahwa kedatangan Staquf di acara AJC adalah acara pribadi.
Namun, jawaban itu langsung dimentahkan oleh fakta berupa video acara Staquf di Yerusalem. Backdrof acara itu menyebut nama PB NU sebagai organisasi di mana Staquf menjabat sebagai Khatib Aam. Di samping itu, jabatan Staquf sebagai penasihat kepresidenan juga dicantumkan.
Selain itu, dalam rekaman video tidak satu kata pun. Staquf menyebut kata Palestina atau menyatakan dirinya dan bangsa Indonesia berada di belakang Palestina. Artinya, pernyataan PB NU bahwa Staquf sedang melakukan diplomasi tingkat tinggi adalah tidak benar.
Bukan kali ini saja Staquf membuat kontroversi terhadap Umat Islam. Pada kasus penistaan agama yang dilakukan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, Staquf termasuk yang membela Ahok dengan menyebut kasus Ahok bukan penistaan agama. Pernyataan dan pembelaan yang bertentangan dengan Rais Aam PBNU KH Ma'ruf Amin.
JEJAK DIGITAL pembelaan Staquf terhadap Ahok masih tersimpan di pemberitaan METROTV.
[4 April 2017]
Katib Aam PBNU: Penentang Ahok Dimanipulasi Kelompok Garis Keras
Salah satu tokoh senior organisasi muslim terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU), mengatakan bahwa mereka yang melakukan protes terhadap Gubernur DKI Jaya Basuki Tjahaja Purnama telah dimanipulasi oleh kelompok garis keras di Indonesia.
Pernyataan itu dikemukakan Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf, di saat Ahok akan memberikan kesaksian dalam sidang kasus penistaan yang dituduhkan terhadapnya hari Selasa (4/4/2017).
"Saa tidak mau (Ahok) dinyatakan bersalah, karena menurut saya itu tidak benar," kata KH Yahya kepada ABC (Australian Broadcasting Corporation).
"Ini semua manipulasi. Menurut pendapat saya, Ahok tidak melakukan penistaan sama sekali," katanya.
"Yang saya yakini adalah bahwa Ahok tidak bersalah, dan kasus yang dituduhkan terhadapnya, hanyalah rekayasa dalam rangka pemilihan gubernur Jakarta," tambah Staquf.
Staquf mengatakan ajaran "orthodox Islam" memfokuskan pada tafsir Al Quran yang tidak mengikuti jaman.
"Ada bagian-bagian penting dalam pengajaran Islam yang harus ditafsirkan sesuai dengan kehidupan modern," katanya lagi.
Link: http://m.metrotvnews.com/abc/read/2017/04/04/8413760
Jadi memang orang ini kerap menjadi 'oposisi' di tengah umat Islam. Di Jakarta ia memihak penista Al Qur'an yang akhirnya divonis hakim terbukti bersalah telah menistakan Al-Quran dengan hukuman 2 tahun penjara. Dan di Palestina ia malah duduk dengan Israel, yang dikecam keras oleh rakyat Palestina (Hamas dan Fatah).
Comment (2)