Lahir Kembali Setelah Perenungan
- Di Mekkah, Aku Lahir Kembali (Malcom X)
Malcom X tersentak. Ziarah ke Mekkah mengubah hidupnya. Ia seorang aktivis kulit hitam yang sangat berpengaruh di Amerika Serikat tahun 1960an. Di Mekkah, Ia merasa lahir kembali dengan pikiran dan spirit baru.
Di hadapan Kabah. Berbaju Ihram. Bersama jutaan Umat seluruh dunia yang berdesakan, Malcom X justru merasakan sepi dan hening. Itulah peristiwa yang ia alami di Mekkah, 13 April 1964.
Seketika peristiwa besar yang mendalam yang ia alami sejak kecil datang kembali. Saat itu usianya baru 4 tahun. Ia begitu ketakutan. Di tahun 1929, rumah mereka dibakar oleh kelompok fanatik kulit putih (White Supremacist), bernama Black Legion.
Ia dan keluarga ada di dalam rumah. Susah payah Ayah dan Ibu menyelamatkan mereka. Tapi rumah mereka tinggal abu. Ayah Malcom X dikenal sebagai aktivis kulit hitam. Ayahnya diincar sejak lama untuk dimusnahkan.
Serangan datang lagi dua tahun berikutnya, tahun 1931. Kali ini Ayahnya disiksa. Kemudian ditemukan mati dalam sebuah troli. Polisi setempat tak menemukan siapa yang telah membunuh.
Ayahnya sangat tahu bahaya selalu mengancam. Ia sengaja mengasuransikan hidupnya. Suatu ketika jika mati, ada jaminan asuransi yang ia tinggalkan untuk membesarkan anak anaknya, termasuk Malcom X.
Namun asuransi menolak membayar dana yang disepakati. Karena pembunuhnya tak ditemukan, pihak asuransi menyatakan Ayahnya bunuh diri.
Malcom X dan keluarga hidup dalam kemiskinan dan amarah. Bahkan Ibunya di tahun 1937, enam tahun setelah kematian misterius Ayah, menampakkan gangguan jiwa. Tahun 1939, tak ada lagi yang bisa dilakukan. Ibu pun dipindahkan ke Rumah Sakit untuk ganguan jiwa di Kalamazoo, Michigan, Amerika Serikat.
Usianya baru 13 tahun. Bahkan sebelum Ibunya menjadi penghuni Rumah Sakit bagi gangguan jiwa, Malcom X sudah tinggal di panti asuhan.
Hantaman bertubi- tubi dalam hidup pribadi, di usia ketika ia masih bocah dan remaja, itu terlalu besar. Ia goyah. Mudah sekali ia larut dalam pergaualan yang gelap. Ia menghisap mariyuana, menjual obat terlarang, melakukan perampokan, hingga akhirnya ia masuk penjara.
Tak diduga penjara mengubah hidupnya. Itu perkenalannya yang pertama dengan Nation of Islam. Organisasi ini dipimpin seorang kharismatik bernama Eljah Muhammad. Melawan supremasi kulit putih, Elijah mengembangkan kekuatan sebaliknya: supremasi kulit hiham. Agama Islam oleh Elijah dijadikan basis membangun kekuatan kulit hitam.
Malcom X yang lama menderita segera tersentuh oleh gerakan itu, Nation of Islam. Keluar dari penjara, Malcom X pun tumbuh menjadi semacam panglima lapangan, tangan kanan Elijah Muhammad. Ia keliling ke aneka wilayah di Amerika Serikat. Komunitas kulit hitam seperti menemukan sang juru selamat dalam diri Malcom X.
Pidato Malcom X begitu memukau. Bersama Martin Luther King dan Muhammad Ali, Malcom X menjadi pahlawan kulit hitam. Namun berbeda dengan Martin Luther King, Malcom X tidak mempejuangkan persamaan hak. Ia bergerak lebih jauh lagi: supremasi kulit hitam. Baginya, kulit hitam yang harus berkuasa. Kulit putih itu inferior, tak layak duduk sama tinggi dengan kulit hitam.
Kebencian dan kemarahannya kepada kulit putih sejak kecil membuatnya ekstrem. Ketika John F Kennedy terbunuh, dan masyarakat Amerika berkabung, Malcom X mensyukurinya. Karena Kennedy pemimpin kulit putih, ia layak saja dibunuh.
Sesuatu telah terjadi dalam gerakan Nation of Islam. Malcom X semakin berpengaruh dan populer. Pikirannya yang ekstrem justru berhasil memikat sebagian warga kulit hitam yang sudah lama tertindas, yang ingin bangkit dan bangga.
Tapi popularitas Malcom X mulai mengganggu. Sang pemimpin Nation of Islam, Elijah Muhammad mulai merasa terancam. Perlahan, Malcom X juga menyadari sang pemimpin bernama Elijah Muhammad bukanlah orang suci. Percintaan sang guru dengan banyak wanita mulai terungkap.
Datanglah musim yang berbeda. Malcom X berniat meninggalkan Nation of Islam. Apalagi ia merasa mulai dikucilkan. Untuk menuntaskan kegundahan hati, Malcom X pun meniatkan diri pergi ke tanah suci Mekkah.
Di Mekkah, ujar Malcom X, aku lahir kembali.
-000-
Di Mekkah, jutaan manusia menggunakan pakain Ihram yang sama. Malcom X tersentak. Tak peduli apakah di negaramu dirimu raja atau buruh. Tak peduli apakah kulitmu putih atau hitam. Tak peduli kekayaanmu, pendidikanmu, asal negaramu, jenis kelaminmu.
Di Mekkah, di hadapan Kabah, dirimu sama belaka: manusia yang hanya diselimuti oleh kain putih. Di hadapan Allah, yang penting bukan lagi jabatanmu, bukan lagi warna kulitmu.
Malcom X pun mengalami pencerahan. Kemarahannya pada kulit putih sirna. Di Mekkah, dilihatnya kulit putih dan hitam membaur belaka, bersaudara, berdoa bersama.
Di Mekkah, Malcom X menuntaskan niatnya. Ia mengubah nama menjadi El- Hajj Malik El-Shabazz. Iapun bersiap meninggalkan Nation of Islam yang rasis. Organisasi baru didirikannya bernama Muslim Mosque Inc (MMI). Tak hanya nama yang baru. Malcom X benar benar hijrah batin membawa ajaran Islam mainstream, yang tak lagi mementingkan warna kulit.
Ia kembali ke Amerika Serikat. Ia kembali berceramah. Ia tak lagi Macom X yang dulu. Ia menyuarakan paham yang bebeda.
Namun itu tak lama. Setahun kemudian, di tahun 1965, Malcom X terbunuh. Ditemukan 21 peluru menembus dadanya.
-000-
Apa yang dapat kita jadikan hikmah dari perjalanan hidup Malcom X? Siapapun dapat mengalami hijrah batin seperti Malcom X. Siapapun dapat lahir kembali seperti Malcom X. Perjalanan spiritual di Mekkah, juga Madinah, berhari hari, itu sebuah momen perenungan.
Perjalanan ke tanah suci juga perjalaan ke dalam diri. Kemampuan untuk merumuskan kembali tujuan hidup. Kemampuan untuk menemukan makna terdalam. Kemampuan untuk bahkan berubah total, untuk hijrah, untuk pindah haluan. Kemampuan itu kita sebut kecerdasan spiritual.
Umroh terlalu besar dan terlalu dalam jika hanya menjadi tempat kunjungan biasa. Bukalah mata. Buka telinga. Bukalah hati. Bukalah kalbu. Jadikanlah Umroh (apalagi Haji) pintu pembuka hijrah ke jalan yang lurus. Sebagaimana yang selalu kita ulangi dalam surat Alfateha
Tunjukkanlah kami
Jalan yang lurus.
Yaitu Jalan yang Kau berikan nikmat.
Bukan jalan yang Kau murkai.
Bukan pula jalan yang sesat
***
(Epilog Buku: Kecerdasan Spiritual untuk Umroh, karya Denny JA dan Tim)
Link: https://www.facebook.com/322283467867809/posts/2015851591844313?sfns=mo
Comment (0)