Duh, Harga Daging Ayam Kok Masih Tinggi

JAKARTA, VOI - Pemerintah nampaknya belum juga berhasil menstabilkan salah satu bahan pangan. Khususnya daging ayam. Pasalnya, hingga mendekati H-4 Lebaran, harga daging ayam di pasar tradisional masih bertengger di kisaran Rp36.000 - Rp38.000/kilogram (kg).

Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Hendriadi mengatakan, melonjaknya harga daging ayam di pasar tradisional hingga saat ini, murni dilakukan oleh pedagang sendiri. Pasalnya, harga daging ayam di tingkat produsen tidak mengalami kenaikan.

"Harga daging ayam di sini (di Toko Tani Indonesia) turun Rp32.000/kg. Kita harus bedakan pasar tradisional itu menentukan harga tidak terkendali. Jadi di pasar itu ulah pedagang sendiri dan kita imbau di beberapa tempat," kata Agung, di Jakarta, Senin (11/6).

Menurut Agung, berhubung harga daging ayam di tingkat produsen tidak mengalami kenaikan, harusnya  harga di pasar pun sesuai dengan Harga Acuan Penjualan (HAP) yakni, sebesar Rp32.000 per kg. "Saya tanya ke produsen ayam, apa betul biaya produksi meningkat. Dia bilang tidak. Jadi kembali ke HAP Rp32.000," ungkapnya

Dengan demikian, Agung menyarankan pada masyarakat untuk membeli daging ayam, di toko ritel yang harganya sudah pasti sesuai HAP. Meski begitu, dia berharap, dalam minggu ini harga daging ayam bila segera terkendali. "Masyarakat disarankan beli daging ayam di toko ritel. Kita sudah minta ritel modern jual Rp32.000," imbuhnya.

Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita mengatakan kenaikan harga daging ayam ini disebabkan ketersediaan yang berkurang di pasar. Menurutnya, suplai daging ayam di pasar sekitar 30-40 persen dari kebutuhan. "Kami semua turun ke pasar, kenaikan karena suplai berkurang," ujar Enggar.

Adanya penimbun dalam suplai daging ayam, dikatakannya itu tidak mungkin terjadi. Sebab, jika ayam mati sifatnya harus segera didistribusikan karena dapat menurunkan harga kalau disimpan lama. Sementara kalau ayam hidup ditahan dapat menambah biaya pakan. "Ayam tidak mungkin ditahan, pasti dilepas. Itu menunjukkan suplai pasti berkurang," terangnya. 

Enggar mengaku telah memanggil seluruh pengusaha ternak ayam, daging ayam terkait untuk memasok pasar. Kemudian, untuk industri makanan-minuman besar diharapkan tidak mengambil ketersediaan di pasar.  "Kami panggil integrator pengusaha terkait, suplai, grojokin pasok, keluarkan itu ketersediaan daging ayam," pungkasnya.(*) 

Related News

Comment (0)

Comment as: