Pembenci Demokrasi Itu Nyata Adanya
Oleh: Iramawati Oemar
Barusan saya nonton AKI Pagi di TV One, wawancara dengan Maneger Nasution, Komisioner Komnas HAM, membahas topik seputar PERSEKUSI atas Neno Warisman.
Pak Maneger menegaskan seharusnya aparat keamanan (dalam hal ini polisi) bisa melindungi hak warga negara untuk datang ke suatu tempat.
Bukan karena mereka gagal melindungi lalu malah si korban persekusi yang dipaksa suruh pulang.
Polisi harus bisa menjelaskan kepada publik bahwa polisi sudah bekerja maksimal menjalankan tugasnya, sebab bila tidak akan menimbulkan pertanyaan publik.
Ada beberapa "pintu masuk" yang bisa jadi langkah awal kepolisian untuk MENGUSUT SIAPA DI BALIK PENGHADANGAN KEDATANGAN NENO.
Nah, beberapa pintu masuk itu ternyata sudah dituliskan dengan komplit oleh sahabat saya Mas Agung Soni, saya tinggal copas saja disini.
Copas :
Dari persekusi Bunda Neno Warisman di Riau tadi malam hingga dipulangkan secara paksa ke Jakarta, ada beberapa catatan penting.
1. Siapa yang punya akses manifest pesawat Bunda Neno?
2. Siapa yang koordinir preman bersenjata di depan gerbang bandara?
3. Siapa yang berani menguasai bandara dijadikan ajang medan persekusi?
4. Siapa Penghadang paling dominan setelah massa kontra kedatangan Bunda Neno dihalau tokoh adat Riau?
5. Siapa yang memiliki kekebalan hukum di area objek vital yang notabene forbidden untuk aksi demo?
Pertanyaan penting : Siapa mereka?
Bumerang untuk pemerintahan ini adalah membungkam demokrasi, meruntuhkan elektabilitas 2019.
Rakyat semakin paham, pembenci kecerdasan itu nyata adanya. Pembenci demokrasi itu terlihat nyata.
*****
Menurut pak Maneger, yang punya akses ke situ adalah polisi dan... Komnas HAM.
Karena ini sudah kedua kali Neno Warisman mengalami hal seperti itu. Pertama di Batam, juga masih di area Bandara bisa terjadi aksi persekusi oleh sejumlah besar orang yang mestinya untuk masuk ke sana saja kan harus diperiksa kalau bukan calon penumpang pesawat.
Btw, yang di Batam kalau gak salah ada politisi salah satu parpol ya?!
Betulkah?!
Hmm... Siapa tahu yang kali ini juga ada.
Pak Mahfud MD gak tersayat-sayat kah hatinya, seorang ibu dipersekusi, ditahan berjam-jam sejak siang hingga larut malam, tidak bisa sholat, tidak bisa keluar dari mobil, bahkan diantar makanan dan minuman pun tidak bisa.
(Tidak bisa atau tidak boleh ya?)
Ini mah persekusi tingkat "dewa", para aktornya kawakan, di"impor" dari kelompok preman suku tertentu. Yang canggih pasti sutradaranya.
Semua informasi sudah ditangan. Bahkan pesawat untuk memulangkan Neno pun sudah disiapkan.
Sampai-sampai Bunda Neno di atas pesawat terpaksa harus meminta maaf dan menjelaskan peristiwa yang dialaminya.
Bak pramugari, Bunda Neno berdiri di depan, memegang mic pramugari yang bentuknya kayak gagang telepon itu.
Rupanya pesawat tersebut ditahan/ditunda keberangkatannya karena memang disuruh membawa Neno kembali ke Jakarta.
Ini kan merugikan hak penumpang lainnya.
Bukankah Neno sendiri sebenarnya tidak ada rencana pulang malam itu?!
Jadi karena aparat kepolisian GAGAL MENGAMANKAN sehingga Neno tidak bisa keluar dari area bandara, maka dia dipaksa pulang dan sebuah pesawat pun dipaksa membawa Neno.
Seharusnya aparat yang memaksa Neno pulang dengan pesawat itulah yang meminta maaf kepada penumpang pesawat yang terpaksa menunggu lama.
Ini kacau! Hanya karena gegara KEAMANAN di sekitar Bandara SSK II tidak bisa dikendalikan, efek berantainya kemana-mana.
Memalukan!
Aparat keamanan kalah sama persekutor.
Comment (0)