Ketua MPR: Watimpres Ke Israel Jelas Melanggar Konstitusi
TANGSEL, VOI--Kunjungan anggota Wantimpres Yahya Cholil Staquf ke Israel kembali disoal. Ketua MPR Zulkigli Hasan kembali menyinggung masalah itu dalam silaturahmi Idhul Fitri 1439 H di di Masjid As-Syarif, Al Azhar, Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan, Sabtu 14/7 2018.
Kunjungan Yahya Cholil Staquf ke Israel, menurut Zulkifli, jelas melanggar konstitusi. Kalau beralasan atas nama pribadi, Zulkifli juga mengatakan tidak bisa karena bagaimana pun Staquf adalah WNI yang mau tidak mau mewakili bangsa ini.
Ia lantas merunut sejarah bangsa ini. Menurut Zulkifli, para pendiri bangsa Indonesia ( founding father) telah merumuskan negara ini agar menjadi bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat dan berkeadilan. Karena itu kedaulatan suatu bangsa tak boleh ditawar-tawar. Negara harus melindungi dan memakmurkan rakyat Indonesia, jangan ada kesenjangan dan ketidakadilan.
"Dahulu Soekarno, Kasman Singodimedjo, Ki Bagus Hadikoesoemo, dan para founding father lainnya telah membuat dasar-dasar yang kokoh bagi Indonesia. Para pendiri bangsa inilah yang membuat visi Indonesia ke depan," kata Zulkifli. Tapi, katanya, kini kita melihat penjajahan model baru.
" Semua barangnya dari luar negeri. Apakah ini yang disebut negara yang berdaulat,” kata Ketua Umum Partai Amanat Nasional ini.
Apa jadinya jika janji kebangsaan itu tidak dilaksanakan? Tentu saja akan terjadi kegaduhan. Jika negara ini mau maju, ikuti saja Muhammadiyah. “Muhammadiyah melalui pendidikan telah mencerdaskan kehidupan bangsa,” kata Zulkifli.
Negara disebut berdaulat adalah yang ikut menjaga ketertiban dunia. Penjajahan harus dihapuskan di muka bumi, karena tidak sesuai dengan keadilan. Karena itu, ia sangat menyesalkan jika ada Watimpres yang pergi ke Israel yang sudah jelas-jelas penjajah atas Palestina.
“Watimpres telah melanggar konstitusi. Selama ini bangsa Indonesia mendukung Palestina dan mengutuk Israel. Bicara Palestina, bukan persoalan muslim atau non muslim, karena 40 persen orang Palestina ada yang non muslim. Seperti kita ketahui, Indonesia tak punya hubungan diplomatik dengan Israel. Seorang Watimpres juga tak bisa mengatasnamakan pribadi. Dia datang mewakili negara. Itu namanya main mata,” paparnya.
A special meeting today in Jerusalem with Yahya Cholil Staquf, the General Secretary of the global Islamic organization Nahdlatul Ulama. I’m very happy to see that Arab countries and many Muslim countries are getting closer to Israel! pic.twitter.com/FvGMBpZv6u
— Benjamin Netanyahu (@netanyahu) 14 Juni 2018
Memasuki tahun politik, Zulkifli Hasan mengingatkan pada tanggal 4-10 Agustus 2018 mendatang, sudah ada penetapan Calon Presiden dan Wakil Presiden. Kemungkinannya adalah dua, yakni ganti presiden dan tetap sebagai presiden untuk periode kedua.
“Negara kita menganut demokrasi Pancasila. Maka yang berkuasa dan berdaulat adalah rakyat. Sangat disesalkan pemimpin daerah yang dipilih karena ukurannya bisa bagi-bagi sembako dan uang. Ukurannya bukannya untuk mencari pemimpin yang baik. Kalo ukurannya materi, tak heran jika ditemukan seorang bupati yang bandar togel.”
Zulkifli mengajak bangsa Indonesia untuk selalu bersatu. Jangan mau diadu domba dengan kelompok apapun, baik suku maupun ormas lain. Carilah persamaan, bukan perbedaan. Jangan karena persoalan khilafiyah, kita berpecah belah dan berhadap-hadapan.
“Marilah kita wujudkan negara dan bangsa ini yang betul-betul merdeka, berdaulat, adil dan makmur. Saya yakin Kejayaan Islam akan terwujud di negeri ini,” ungkap Zulkifli mengakhiri sambutannya.
Comment (0)