Layakkah Pengangguran Digaji?

ADA yang unik sebelum pemilu bergulir, kartu-kartu ajaib diluncurkan. Salah satunya adalah peluncuran kartu pra kerja. Intinya pengangguran akan mendapatkan tunjangan. Beberapa negara melakukan hal ini, seperti Finlandia, Swedia, Irlandia, Italia, negara maju. Tapi pantaskah untuk Indonesia?

_________________________________________

OLEH: MISBAHUL HUDA

_________________________________________

Yang harus diperhatikan, Indonesia bukanlah negara dengan pendapatan surplus layaknya negara maju. Jusuf Kalla bahkan dengan halus menolak ide ini, “Indonesia bukan negara maju...” (tempo.co). Artinya pendapatan belum stabil.

Alih-alih stabil, hutang Indonesia juga cukup mencengangkan. 5.410 Trilyun. Atau Rp. 5.410.000.000.000.000. (detik.com) Setiap bayi yang baru lahir sudah menanggung hutang belasan juta.

Belum lagi gaji-gaji guru yang masih honorer. Banyak yang menerima gaji hanya 350.000 untuk satu bulan. Padahal guru adalah pendidik bangsa. Ingat guru Kalim yang ditantang siswa di Gresik. Gajinya sangat kecil. Lebih penting guru atau pengangguran?

Bahkan perangkat desa juga banyak yang masih belum mendapatkan pendapatan yang layak. Padahal pengabdian dan pekerjaan sudah dikerjakan. Guru honorer dan perangkat desa bahkan demo ke depan istana menuntut pendapatan setimpal. Ternyata yang diperhatikan adalah pengangguran.

Lebih miris lagi guru ngaji. Mereka adalah pendidik akhlaq. Menanam nilai melalui gerakan mengaji. Mengajarkan bagaimana berbudi. Gaji mereka ada yang 100 ribu perbulan. Apakah guru ngaji tidak penting bagi Indonesia.

Belum lagi persoalan BPJS yang masih belum baik. Banyak tunggakan kepada rumah sakit. Dokter demo. Pelayanan kepada pasien pada akhirnya tidak optimal. Apakah aspek kesehatan bagi masyarakat sudah terpenuhi?

Rasanya memberikan tunjangan kepada pra pekerja adalah kebijakan yang mementingkan popularitas. Mungkin banyak pengangguran akan simpati. Tapi lebih jauh lagi, banyak pejuang untuk bangsa ini hanya akan mencaci.

Saatnya memilih dengan hati.

Related News

Comment (0)

Comment as: