Menerapkan Jurus Algoritma dalam Pilpres 2019
by eliya_mkom
Banyak orang masih asing dengan Algoritma. Selama ini yang dikenal adalah logaritma. Algoritma beda dengan logaritma. Logaritma merupakan operasi matematika yang merupakan kebalikan dari eksponen atau pemangkatan. Sementara Algoritma adalah urutan langkah-langkah logis untuk menyelesaikan suatu masalah yang disusun secara sistematis dan logis. Algoritma adalah sebuah konsep untuk pemecahan masalah.
Menerapkan Jurus Algoritma di Pilpres 2019
Algoritma berasal dari kata algorism yang berarti proses menghitung dengan angka arab. Algoritma ditemukan oleh Al-Khawarizmi Abu Abdullah Muhammad bin Musa al-Khwarizmi. Dia seorang ilmuwan Timur Tengah. Al-Khwarizmi Juga dikenal sebagai penemu Aljabar dan seorang ahli Astronomi dimasanya.
Dengan konsep Algoritma maka suatu permasalahan diselesaikan secara sistematis, Logis dan bisa diuji benar atau salahnya. Suatu masalah yang memiliki banyak proses dapat dinyatakan dalam suatu algoritma. Pada prakteknya penerapan algoritma haruslah efisien, cepat, tepat dan simple. Langkah-langkah dalam Algoritma harus logis dan harus dapat ditentukan bernilai salah atau benar.
Lalu, bagaimana dengan Algoritma Politik?
Menerapkan Jurus Algoritma di Pilpres 2019
Bila algoritma diterapkan dalam program politik maka ada langkah-langkah yang harus disusun. Pertama, ditentukan tujuan politik yang akan dicapai. Lalu dibuat algoritmanya, kemudian susun langkah-langakah logaritmanya.
2018 – 2019 adalah tahun politik. 17 April 2019 akan dilaksanakan pemilu serentak yang baru pertama kali terjadi di negeri ini, pemilu presiden dan pemilu legislatif. Pemilu 2019 ini untuk memilih Presiden dan wakil Presiden juga memilih Anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten Kota serta DPD. Para kandidat sedang berjuang dan bersaing untuk menang. Pemilih sedang dijejali berbagai menu “janji janji politik” para kandidat. “Janji, janji, tinggal janji,kenyataannya tidak terlihat “. Ini sudah menjadi nyanyian masyarakat yang telah muak dengan janji-janji. Para kandidat jangan berpikir untuk berjanji lagi, coba langsung menyampaikan tujuan-tujuan politik, agar pemilih percaya dan siap menentukan pilihannya di bilik suara.
Untuk memenangkan kontestasi politik, kandidat harus menyusun algoritma politik yang tepat. Sesuai rumus Algoritma, tentukan urutan langkah-langkah politik secara sistematis dan logis untuk menghadapi masalah. Racikannya tentu membutuhkan berbagai macam bahan, diantaranya adalah visi, misi serta program yang jelas, berpihak kepada pemilih. Susun strategi komunikasi politik yang tepat dan tentunya perlu media sebagai menjadi alat untuk berkomunikasi dengan pemilih.
Mungkin bagi sebagian kandidat tak sulit menyusun visi, misi serta program yang diinginkan publik, seperti janji-janji di atas. Mudah disampaikan, sulit diwujudkan. Kepercayaan sosial sulit diraih. Maka itu gerak politik harus berbasis algorima politik. Masyarakat zaman now sudah cerdas berpikir, bernalar dan sangat kritis, tak percaya lagi pada janji janji politik, yang tidak mungkin terealisasikan.
Salah satu langkah penting dalam penerapan algoritma politik adalah strategi komunikasi politik. Komunikasi harus dipersiapkan dengan baik. Tak cukup hanya mengandalkan ilmu politik dan pengalaman berorganisasi serta jaringan massa yang sudah dipupuk selama ini. Kecerdasan masyarakat sudah meningkat. Menghadapi peningkatan kecerdasan ini, diperlukan strategi komunikasi politik yang ciamik. Untuk itu, ilmu komunikasi politik, marketing politik, personal branding dan Ilmu komunikasi massa perlu dipahami.
Konsep Algoritma untuk Kampanye Sosmed
Visi, misi dan program politik yang sudah disusun secara strategis, logis dan menarik, perlu disampaikan kepada pemilih dengan cara-cara baru. Kalau secara konvensional (dulu) kandidat menyapa konstituen ke daerah-daerah pemilihannya dengan menggunakan strategi Grass Root Campaign, bahkan ada politisi yang tinggal di rumah konstituen berminggu minggu dengan dalih menyerap aspirasi masyarakat tapi sesungguhnya untuk sosialisasi. Sekarang , cara ini sudah tidak efektif lagi, selain membutuhkan banyak waktu dan tidak efisien, juga masyarakat sudah tidak bisa didekati dengan cara-cara di atas. Gerak politik sekarang ini cepat, tepat, sistematis dan logis. Cara pikir masyarakat telah berubah. Salah satu langkah algorima politik adalah menggunakan media sosial (sosmed).
Sejak Pilkada DKI Jakarta 2012 dan Pilpres 2014 penggunaan sosmed sebagai alat sosialisasi para kandidat sudah sangat masif dan terbukti menghasilkan pemenang. Semakin maju teknologi, semakin berat persaingan yang harus dihadapi para kandidat. Semakin murah harga gadget dan mudah mengakses internet, mempercepat informasi sampai ke rakyat pemilih. Kepercayaan publik kepada media konvensional sudah menurun. Media konvensional dipenuhi oleh framing media yang berlebihan. Ada indikasi kuat bahwa masyarakat pemilih lebih banyak mendapat informasi tercepat dan terpercaya melalui media sosial.
Banyak Hoax yang disebar oleh akun anonim. Hate speech dan fitnah yang sering digunakan oleh aku anonim dalam sosmed, meimbukan kesan bahwa kampanye dan sosilisasi politik melalui sosmed tidak beradab. Bisa jadi pandangan seperti ini dibangun oleh pihak pihak yang sudah tidak dapat lagi menjadikan sosmed sebagai sarana penyebar hoax.
Sosmed efektif untuk menyapa pemilih dan menyampaikan visi, misi serta program kandidat. Karena waktu , tenaga dan logistik politik dapat dikurangi. Kampanye dan sosialisai melalui sosmed adalah pilihan yang tepat. Dewasa ini tidak dapat dipungkiri, banyak kandidat yang memiliki akun sosmed serta influenser yang mendukungnya, walaupun tak sedikit pula didampingi dengan akun penyebar hoax.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan, dibutuhkan algoritma politik yang tepat untuk memenangkan konstetasi politik di pemilu serentak 2019. Seluruh pihak yang menjadi kontestan membutuhkannya. Para caleg DPR, DPRD dan DPD, para capres dan cawapres, dan tentu saja partai politik yang menjadi peserta pemilu perlu menyusun algoritma yang tepat. Susunlah algoritma terbaik untuk meraih kemenangan, yaitu kemenangan bagi rakyat Indonesia, terwujudnya masyarakat adil dan makmur.
Berpikir dan bernalar penting untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan, terutama kehidupan politik. Penerapan algoritma sebagai konsep pemecahan masalah memerlukan kemampuan berpikir dan bernalar. Dengan menerapkan algoritma penyelesaian masalah dapat dilakukan secara sistematis, Logis dan bisa diuji benar atau salahnya. Suatu masalah yang memiliki banyak proses dapat dinyatakan dalam suatu algoritma. Pada prakteknya penerapan Algoritma adalah cara yang efisien, cepat, tepat dan simple untuk pemecahan masalah. Langkah-langkah dalam algoritma harus logis dan harus dapat ditentukan bernilai salah atau benar. Silahkan mencoba. (**)
Comment (0)