Ngelindur Gaji Petani dan Janda
Menarik. Sangat menarik. Untuk kali pertama dalam sejarah, petani akan dinafkahi negara. Para janda juga akan menerima penghargaan serupa dari Negara. Itu kata si Entong. Tim pelawaknya Jaenudin Nachiro. Kalau Jaenudin menang.
Yuk berandai-andai. Berapa jumlah petani saat ini? Menurut kabar, jumlah petani Indonesia tersisa sekitar 37,4 juta orang. Kalau setiap petani digaji Rp 1,5 juta per bulan, nilainya tak seberapa ternyata. Hanya Rp 714 triliun.
Bagaimana dengan nelayan? Apa mereka kurang penting perannya? Kenapa tidak digaji sekalian? Toh jumlah nelayan lebih sedikit. Menurut data, jumlah nelayan saat ini tersisa 800 ribu saja. Kalau digaji Rp 1,5 juta per bulan, kebutuhan dana selama setahun maksimal Rp 15 triliun saja.
Selain petani, tim sukses Jaenudin Nachiro juga mengusulkan agar semua janda mendapat nafkah dari Negara. Di mesin pencari Google, ditemukan jumlah perceraian yang diputus pengadilan setiap tahun antara 200 ribu – 300 ribu kasus. Anggaplah 250 ribu orang. Belum diperoleh berapa jumlah janda akibat kematian suami.
Kalau usulan itu terlaksana, alhamdulillah banget. Pertanyaannya, masuk akal atau tidak? Coba dirunut sedikit ke belakang. Untuk membayar tagihan rumah sakit dan klinik yang cuma Rp 30 triliun saja empot-empotan. Untuk menggaji guru bantu dan tenaga honorer secara layak juga tidak sanggup. Tiba-tiba menjanjikan nafkah kepada petani dan janda.
Asbun banget lu Ntong! Mana bisa janjimu dipercaya? Kalau kantong bokek, gak usah sok kayalah. Janji yang biasa-biasa saja gak terlaksana. Pakai melip-melip segala..
Biar keren, saya usul pembayaran menggunakan mata uang Yen saja. Yen menang pilpres. Yen ono duwite. Yen ora lali. Yen disetujui DPR. Yen undang-undange diganti.
Comment (0)