Kenapa Partai Islam?
*Misbahul Huda*
Saya heran ketika update status kemudian ada yang berkomentar, menyalahkan partai islam "Partai Munafik". Terkejut saya. Seketika saya diskusi dengan beberapa teman. Ternyata banyak yang nyinyir terhadap partai berbasis Islam. Alasannya sederhana, hanya menjadikan agama sebagai komoditi politik.
Wait, ini adalah pemikiran sekulerisme yang memisahkan antara kegiatan agama dengan aktivitas keseharian. Akarnya adalah negara Barat yang sudah anti terhadap pengekangan gereja pada abad 14-an. Sehingga sekulerisme berarti menjadikan agama cukup duduk manis di tempat ibadah saja dan jangan dekat-dekat dengan kegiatan publik seperti politik.
Islam bukanlah agama yang demikian. Islam harus dipahami sebagai sebuah peradaban yang mengatur segenap kehidupan hingga sampai pada aspek politik. Sehingga kehadiran partai Islam bukanlah hal yang naif.
Kedudukan partai Islam tetap menjadi unsur penting dalam menjaga keutuhan NKRI. Contoh menjaga NKRI adalah menjaga diri dari korupsi. Korupsi sangat merugikan negara, merusak NKRI dari sendi ekonomi, juga paling penting dari sendi moral. Partai yang ramai korupsi berarti partai yang tidak memperhatikan kepentingan negara yang lebih luas.
Data yang saya dapatkan berbicara fakta. Bersumber detiknews, partai terkorup dari 2014-2017 adalah Golkar dengan sembilan kasus, kedua PDIP dengan tujuh kasus. Sedangkan PKS dan PKB hanya posisi terakhir dengan jumlah 1 kasus.
Kehadiran partai Islam justru menjadi angin segar bagi perpolitikan Indonesia. Partai berbasis agama mengartikan adanya nilai-nilai agama dalam partai tersebut. Oleh sebab itu aspek korupsi juga menjadi perhatian penting.
Jika ada yang menyampaikan jika partai Islam hanyalah sebuah kamuflase dari kemunafikan. Maka itu hanyalah sinisme yang berlebihan. Adanya kader-kader partai yang terjerat dalam kasus korupsi adalah hal yang dilakukan oleh oknum. Sehingga jumlahnya sangat kecil.
Sedangkan dilansir dari Andi Arief dan KPK yang dimuat di rmol.co disebutkan bahwa kader partai yang terlilit jeratan korupsi juaranya adalah Golkar dengan 40 orang, kedua adalah PDIP berjumlah 27 orang. Sedangkan PKS 1 orang, PBB 1 orang, PKB 2 orang. Ini adalah peta partai di Indonesia yang juara korupsi.
Berdasarkan data ini kita bisa melihat siapa yang menjaga NKRI dengan cara menahan diri tidak korupsi. Maka dasar ini bisa dijadikan alat bagi siapa saja untuk menentukan pilihan partai di pemilu yang akan datang.
Masalahnya, dari kasus-kasus itu, seringkali justru partai-partai yang tidak berideologi agama, ketika terjerat kasus sepi dari pemberitaan media. Itu pilihan redaksi media yang harus kita tahu. Sedangkan satu saja dari partai Islam terjerat, hitungan minggu hingga bulan diberitakan di semua layar dan Koran.
Inilah yang disebut sebagai pembusukan. Masyarakat pada akhirnya menganggap, partai Islam adalah partai munafik yang berlandaskan agama tapi dengan senang hati korupsi. Padahal kenyataan berbicara sebaliknya. Partai non ideologi agama yang justru memiliki angka kasus tinggi.
Partai Islam berusaha dengan landasan agama menjauhkan diri dari hal-hal tidak bermartabat dan merusak ekosistem keutuhan NKRI.
Saatnya memilih dengan hati
#sebarkanfaktabukancitra
https://youtu.be/o_nZS73v7cA?t=4
Comment (0)