•   Saturday, 23 Nov, 2024
  • Contact

Ketika Dunia Melupakan Pembantaian Muslim Bosnia (3)

Pada 11 Juli 1995 atau 23 tahun silam atau sesudah tiga tahun Bosnia memasuki masa perang saudar,militer Serbia  menyerbu zona aman yang didirikan PBB di kota timur Sarajevo, yakni Srebrenica. Mereka memisahkan sekitar 8.000 pria dan anak laki-laki Muslim dari para wanita yang mencari perlindungan di daerah tersebut.

Setelah mengumpulkan para lelaki Musllim Bosnia, mereka membawanya ke ladang dan gudang di desa-desa sekitarnya. Di situlah tragedi terjadi. Para lelaki Serbia bersenjata ini membantai mereka selama tiga hari. Sebagian pengungsi ada yang berhasil lari, namun sebagian besar terbunuh.

Peta Bosnia, komposi etnis, agama, dan para tokoh yang terlibat pada pembantaian di Srebrenica.

Kekejaman itu terlihat jelas adanya usaha nyata yang berusaha melikuidasi penduduk Muslim Bosnia. Skenario ini sebagai bagian dari upaya untuk mengukir kebesaran Serbia setelah keluar dari reruntuhan Yugoslavia. Bosnia memilki memiliki populasi Muslim yang besar. Kroasia, dan Serbia pun begitu sebenarnya, namun dahulu tak menjadi masasalah ketika mereka masih bersatu dalam republik Yugoslavia yang memang nyaris tanpa tanpa adanya mayoritas etnis. (lihat peta).

Militer Serbia di bawah komando Milosevic, Karadzic, dan para militan yang di bawah kepemimpinan Ratko Mladic, mereka  melakukan pembersihan etnis untuk membasmi sebanyak mungkin Bosnia dari bekas Yugoslavia itu. Tujuannya jelas, menguasai Bosnia dan mendirikan Serbia Raya.

Maka peristiwa pembantaian Srebrenica adalah hasil yang tak terelakkan. Tindakan pembunuhan massal ini menyampaikan pesan brutal bahwa umat Islam tidak aman di mana pun di dalam negeri itu. Bukan hanya itu saja, semenjak awal PBB dan masyarakat internasional sepertinya tidak dapat  dan tidak mau melindungi mereka. Padahal kala itu, yakni semenjak tahun 1993 PBB sebenarnya ya telah membentuk zona demiliterisasi di Srebrenica. Organisasi dunia ini berusaha menciptakan sebuah wilayah di mana Muslim yang dipaksa keluar dari rumah mereka di tempat lain di Bosnia dapat menemukan keamanan dari serangan Serbia bila tinggal di tempat itu.

Namun, orang-orang Serbia berniat mengambil wilayah ini yang juga menjadi kantong perlawanan para Muslim Bosnia.  Bagi Serbia, mengutip sebuah memo CIA yang tidak diklasifikasikan, kala itu menggambarkan Serbenica sebagai sebuah zona yang menyedak tenggorokannya. Zona aman di timur Bosnia ini dipandang layaknya 'tulang ikan di tenggorokan orang Serbia.' Maka Serbia akhirnya nekad melakukan penyerbuan ke Srebrenica.  Mereka juga sebenarnya tahu bila penyerangan itu berisiko terjadinya pembantaian terhadap kaum Muslim Bosnia.

Nah, pada hari pekan pertama di awal Juni 1995 itulah kekejaman terjadi. Pasukan Serbia menyisir desa-desa sekitar, memaksa sekitar 20.000 Muslim Bosnia mengungsi dan keluar dari zona aman yang ada di dalam wilayah aman PBB tersebut.

Tak hanya menculik warga Bosnia, pasukan Serbia juga telah menculik 30 pasukan pemelihara perdamaian asal Belanda. Apalagi, kala itu pasukan perdamaian asal Belanda tak punya kekuatan senjata yang cukup. Selain kalah jumlah, mereka hanya dilengkai senjata seadanya sehingga tak mampu menjaga Serbenica yang dijadikan zona aman oleh PBB tersebut. Tak ayal lagi, tepat pada 6 Juli 1995 penyerbuan Srebrenica dimulai. Serbia dengan sangat jelas  tidak menghormati area aman PBB tersebut. (Bersambung)

Related News

Comment (0)

Comment as: