Ketika Dunia Melupakan Pembantaian Muslim Bosnia (2)

Kuburan Massal di Srebenica

Memang sisa pembantain tak begitu terlihat di Sarajevo. Namun ketika pergi menuju sebuah kota kecil yang berada di sebelah timur, Srebenica, nuansa horor pembantaian dapat segera terlihat. Begitu masuk kota Srebrenica, sebuah pekuburan masal segera terlihat. Letaknya persis di pinggir jalan besar. Dalam pemakaman masal tercantum nama para korban. Semua Muslim dan ini bisa terlihat dari namanya yang memakai nama Islam meski dalam ejaan Bosnia yang agak mirip dengan bahasa Turki.

‘’Sampai kini sisa konflik masih tersisa. Orang Serbia yang melintas di dekat pemakaman masal itu kerap memancing keributan dengan membunyikan klakson mobil keras-keras. Akibatnya, warga Srebrenica banyak yang kesal dan membalas dengan melempari mobil itu,’’ kata seorang warga Bosnia yang menjadi mengelola sebuah restoran ala Turki di sebuah pinggir jalan sebelum masuk ke Srebrecina.

Tak hanya itu, dendam kesumat antara warga Serbia dan Bosnia bahkan sempat terjadi langsung di sebuah plaza. Entah mengapa tiba-tiba ada dua kelompok orang ribut sambil memaki. Tak jelas apa yang mereka pertengkarkan karena memakai bahasa lokal. Namun dari cerita orang-orang ada disekitarmua yang ikut menjaga toko menyebut kata sebagai perterungan ‘Derbi’ (pertarungan orang sekota). Kedua kelompok itu bertengkar kata saling mengejek dan menantang. Yang satu menuduh orang Bosnia pengecut, yang satu menyebut orang Serbia penjajah dan pembantai. Perang kata-kata berlangsung cukup lama, meski tidak sampai kemudian terjadi keributan fisik.

‘’Orang Bosnia dan Serbia masih saling bertengkar ketika bertemu,’’ kata Nadeem pemandu wisata asal Belanda yang keturunan Turki. Kebetulan dia adalah saksi mata langsung tragedi pembantaian itu. Tak hanya itu Nadeem hadir sebagai relawan yang pertama pada hari-hari sesuai terjadi pembantaian dan pengungsian besar-besar Muslim Srebrenica.

’’Mengenang pembantaian itu saya pun masih emosi. Setiap datang ke sini saya sedih luar biasa,’’ ujarnya.

 

Related News

Comment (0)

Comment as: