Misteri "Black Hole" di Jagat Raya

JAKARTA, VOI,- Misteri "Black Hole" di Jagat Raya masih menjadi hal yang sangat menarik untuk diteliti oleh para ilmuan di dunia astronomi. Para ilmuan berlomba-lomba memecahkan mesteri "Black Hole" ini dengan berbagai instrumen yang canggih tapi mereka masih belum mendapatkan instrumen apa yang akurat yang bisa digunakan astronom untuk menemukan lubang hitam ? Ketika mata kita melihat ke langit kita melihat cahaya yang terlihat dari bintang-bintang dan benda-benda lain di alam semesta. Ribuan tahun yang lalu para astronom di Yunani dan kebudayaan kuno lainnya telah membangun pemahaman rinci tentang langit malam. Banyak nama dan konsep yang dikembangkan masih digunakan sampai sekarang. Namun, mata manusia kita sebenarnya tidak terlalu sensitif dan para astronom modern menggunakan teleskop canggih untuk mempelajari alam semesta.

Teleskop yang digunakan para astronom tidak hanya mempelajari cahaya tampak. Sementara cahaya tampak adalah jenis 'radiasi elektromagnetik' yang dapat dilihat oleh mata kita, ada banyak jenis radiasi lainnya. Berbagai jenis radiasi dicirikan oleh panjang gelombang yang berbeda. Jika panjang gelombang jauh lebih pendek daripada cahaya tampak kita berbicara tentang sinar-X. Kami sering menemukan sinar X dalam kehidupan sehari-hari, misalnya di rumah sakit atau selama pemeriksaan keamanan. Jika panjang gelombang jauh lebih besar daripada cahaya tampak kita berbicara tentang gelombang radio. Kami sering mengalami gelombang radio dalam kehidupan sehari-hari, misalnya di radio dan telepon seluler.

Lubang hitam di alam semesta tidak memancarkan jenis cahaya yang dapat dideteksi. Namun, para astronom masih dapat menemukan mereka dan belajar banyak tentang mereka. Mereka melakukan ini dengan mengukur cahaya tampak, sinar-X dan gelombang radio yang dipancarkan oleh bahan di lingkungan langsung dari lubang hitam. Sebagai contoh, ketika bintang yang normal mengorbit di sekitar lubang hitam kita dapat mengukur kecepatan bintang dengan mempelajari cahaya yang terlihat yang dipancarkannya. Pengetahuan tentang kecepatan ini dapat dikombinasikan dengan hukum gravitasi untuk membuktikan bahwa bintang sebenarnya mengorbit lubang hitam, bukan sesuatu yang lain. Itu juga menghasilkan massa lubang hitam. Atau, ketika gas mengorbit di sekitar lubang hitam itu cenderung menjadi sangat panas karena gesekan. Kemudian mulai memancarkan sinar-X dan gelombang radio. Jadi lubang hitam juga sering dapat ditemukan dan dipelajari dengan mencari sumber sinar-X yang terang dan gelombang radio di langit.

Ada banyak jenis radiasi elektromagnetik lainnya. Radiasi yang memiliki panjang gelombang lebih kecil (dan bahkan energi yang lebih tinggi) daripada sinar-X disebut sinar-sinar gamma. Radiasi dengan panjang gelombang antara sinar X dan cahaya tampak disebut sinar ultraviolet. Kita menemukan sinar ultraviolet dalam kehidupan sehari-hari kita, misalnya dalam lampu fluoresen. Teleskop ultraviolet memungkinkan para astronom untuk mempelajari hal-hal seperti komposisi gas yang ada di antara bintang-bintang. Radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang antara gelombang radio dan cahaya tampak disebut cahaya inframerah. Kami menemukan cahaya inframerah dalam kehidupan sehari-hari kami misalnya di lampu panas dan kamera night vision. Teleskop inframerah memungkinkan para astronom mempelajari hal-hal seperti pembentukan bintang. (hcp)

 

Sumber : http://hubblesite.org/explore_astronomy/black_holes/encyc_mod1_observatories.html

Video : https://www.youtube.com/watch?v=FoExPq04OQQ (Unveiled)

Image : www.nasa.gov

Related News

Comment (0)

Comment as: