Setelah Ketemu AHY, Mengapa Jokowi Malah Tidak Happy?

DRAMA politik yang terjadi sore ini di Istana Merdeka memperkuat keyakinan publik kalau Demokrat itu partai yang punya jati diri.
______________________________________________.
OLEH: RAHMAT THAYIB
______________________________________________
Demokrat tidak akan meninggalkan koalisi Prabowo-Sandi hingga permainan selesai. Kubu Jokowi-Ma'ruf Amin terkesan gagal mengkapitalisasi Komandan Kogasma Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai simbol kalau Demokrat sudah bergabung bersama mereka.


Simak saja berita-berita itu. Mula-mula, Kepala Staf Presiden Moeldoko mencuatkan rencana pertemuan ini ke publik. Digoreng-goreng pula kalau pertemuan AHY-Jokowi akan membahas perihal koalisi.

Tapi publik tidak langsung percaya. Apalagi Komunikator Politik Demokrat langsung meluruskan isu ini. Ketua DPP Demokrat Jansen Sintindaon menyebut kalau pertemuan itu murni silaturahmi kebangsaan. Sementara Wasekjen Demokrat Andi Arief mengabarkan kalau AHY diundang Presiden Jokowi sebagai pribadi. Dan sebagai warga negara yang baik wajib hukumnya untuk hadir jika dipanggil Presiden

Andi juga mengklaim Jokowi tak pernah menjajaki upaya komunikasi dengan Ketum Demokrat SBY. Pertemuan terakhir SBY dan Jokowi terjadi di Singapura. Ketika itu Jokowi tengah menjenguk Ibu Ani Yudhoyono yang sedang dirawat.

Kesimpulannya ini benar-benar silaturahmi kebangsaan antara dua tokoh bangsa. Tak ada ruang untuk mengubah kebijakan Demokrat lewat pertemuan itu. Demokrat akan tetap bersama koalisi Prabowo-Sandi hingga keputusan pemenang Pilpres diresmikan.

Seketika, pihak-pihak yang ingin mengembosi koalisi Prabowo-Sandi langsung gigit jari. Upaya menggoreng-goreng isu mental. Publik tidak percaya.

Kita juga bisa menebak kegagalan lobi itu dari bahasa tubuh Jokowi. Saat beri pernyataan ke media, AHY tampak santai dan penuh optimisme. Tapi AHY tidak bersama Jokowi. AHY malah ditemani Mensekneg Pratikno yang notabene tidak ikut serta dalam pertemuan itu.

Dikabarkan pula kalau Jokowi tidak "happy". Media mengabarkan kalau Jokowi tidak menengok sedikit pun ke arah AHY yang sedang diwawancara para pewarta. Jokowi hanya berjalan sambil menatap lurus ke arah ruangan yang dituju.

Tentu ini jadi pertimbangan penting. Jika sudah ada kesepakatan, mengapa tidak ada konferensi pers bersama? Kemungkinan besar, rencana Jokowi untuk menarik Demokrat dalam waktu dekat ini tidak berjalan mulus. Demokrat tetap konsisten untuk bersama kawan seperjuangan sampai permainan ini berakhir.

Sikap lebai Pratikno yang memotong sesi wawancara AHY yang sedang membahas isu politik terkini pun makin memperkuat dugaan ini. Saya pikir Pratikno khawatir AHY akan kembali menegaskan sikap Demokrat yang tidak mencle-mencle.

Related News

Comment (0)

Comment as: