•   Saturday, 20 Apr, 2024
  • Contact

Kendalikan Harga Beras, Ini yang Dilakukan Pemerintah 

JAKARTA, VOI  -  Guna mengendalikan harga beras medium agar tetap berada di level Harga Eceran Tertinggi (HET), pemerintah tengah mengambil keputusan menambah stok, dengan cara memperbesar volume impor beras.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai, jalan keluar untuk mengantisipasi kenaikan harga beras, yakni dengan menambah stok beras medium, melalui peningkatan volume impor dibandingkan harus mengubah HET. "Itu yang kita minta volumenya diperbesar sejak dua minggu sebelum lebaran. Hanya itu jalan keluarnya," kata Darmin di kantornya, kamis (21/6).

Menurut Darmin, agar menjaga harga beras medium tetap stabil, pemerintah harus mencukupi kebutuhan masyarakat dengan mengimpor. Selanjutnya, beras tersebut digelontorkan melalui operasi pasar. "Dalam situasi begitu kita hanya bisa memengaruhi harga beras ini melalui operasi pasar dari beras yang kita impor. Cara ini telah dilakukan dalam dua tahun terakhir," jelasnya.

Darmin menjelaskan, harga beras medium di atas level HET Rp 9.450 disebabkan waktu puncak panen yang tidak serempak, yaitu pada April dan Mei, sehingga tidak ada penumpukan stok secara besar-besaran. "Puncak panen beras kita iti Beras kita itu, April kalau enggak Mei. Tapi ternyata puncaknya itu agak menyebar. Maret ada, di April ada di Mei ada," terangnya.

Sementara itu, Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita yang semula berencana akan menurunkan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras medium, nampaknya bakal ditunda untuk sementara waktu.

Alasan penundaan kebijakan penurunan HET beras medium karena pihaknya masih fokus menjaga pasokan beras. Terlebih dia melihat saat ini rata-rata harga beras yang dijual di pasaran sudah berada di bawah HET yang ditetapkan sebesar Rp9.450. "Tadinya, Kemendag berniat menurunkan harga HET beras yang sebelumnya ditetapkan sebesar Rp9.450/kg menjadi Rp8.900/kg. Lihat perkembangannya dulu," katanya.

Menurut Enggar, saat ini rata-rata harga beras yang dijual di pasaran sudah berada di bawah HET yang ditetapkan sebesar Rp 9.450. "Kalau kita pakai acuannya Rp 9.450 maka range itu berkisar sekitar Rp9.000 sampai Rp9.200-an kalau diambil rata-rata ya," terangnya.

Enggar mengungkapkan, keputusan penundaan penurunan HET beras medium sudah melalui pertimbangan bersama Kementerian Koordinator Perekonomian. Dengan demikian, dia berharap pedagang beras dapat menjual beras medium sesuai dengan HET.

"Kita berkeinginan menarik ke bawah harga. Tapi hasil dari rakor menyatakan lebih baik kita mem-penetrate di pasar dulu, yaitu menggelontorkan beras. Seluruh pedagang beras di pasar tradisional wajib menjual beras medium dengan HET," pungkasnya. (*)
 

Related News

Comment (0)

Comment as: